Senin, 24 Maret 2014 16:23 wib
Ilustrasi mayat (Foto: Feri Usmawan/okezone)
CILACAP - Seorang tenaga kerja Indonesia (TKI)
asal Desa Mernek, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, bernama Sugianto
Afendi (34), meninggal dunia di Brunai Darussalam akibat keracunan.
Jenazah
Sugianto tiba di kampung halamannya, Desa Mernek, Kecamatan Maos,
Kabupaten Cilacap, Minggu 23 Maret sekira pukul 23.00 WIB, dan
dimakamkan di pemakaman umum setempat pada Senin (24/3/2014) pukul 10.00
WIB.
Salah seorang paman almarhum, Mudakir, mengatakan, Sugianto
meninggalkan seorang istri bernama Yusmiati dan seorang putra yang baru
berusia 19 bulan.
"Sugianto berangkat ke Brunai sekira enam
bulan silam untuk bekerja di sebuah perkebunan sayuran, sedangkan istri
dan anaknya tinggal di rumah mereka di Desa Pageralang, Kecamatan
Kemranjen, Kabupaten Banyumas. Kalau di sini (Desa Mernek), rumah
orangtua Sugianto," katanya.
Berdasarkan informasi yang diterima
keluarga, kata dia, Sugianto meninggal dunia pada Rabu 19 Maret setelah
sempat menjalani perawatan di satu rumah sakit Brunai Darussalam akibat
keracunan pestisida saat menyemprot rumput.
Staf Protokoler
Konsulat Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Brunai
Darussalam, Fatoni, mengatakan bahwa pihaknya ditugaskan untuk
mengantarkan jenazah Sugianto dari Brunai hingga tiba di kampung
halamannya.
"Saya datang bersama salah seorang teman almarhum.
Dia diminta majikannya untuk menjelaskan kronologi kejadian kepada
keluarga almarhum," katanya.
Berdasarkan informasi yang diterima
KBRI, Sugianto menjalani perawatan di satu rumah sakit Bandar Seri
Begawan, Brunai Darussalam, sejak Kamis 13 Maret dan dilaporkan
meninggal dunia pada Rabu kemarin.
Dari hasil autopsi, kata dia,
Sugianto meninggal dunia akibat keracunan pestisida saat almarhum sedang
menyemprot rumput di perkebunan sayuran.
"Perkebunan sayuran itu
berada di Bandar Seri Begawan. Di sana ada sekitar 13-14 pekerja, tujuh
orang di antaranya dari Indonesia, sedangkan lainnya ada yang berasal
dari Bangladesh dan negara-negara lain," kata dia.
Pihaknya juga
telah menghubungi perusahaan yang memberangkatkan almarhum ke Brunai,
yakni PT Pancamanah, Jakarta. Menurut dia, perusahaan tersebut
menyatakan kesiapannya untuk memberikan asuransi bagi ahli waris
almarhum Sugianto.
"Kami juga akan mengupayakan asuransi dari
Brunai, namun hal itu harus melalui proses penyelidikan untuk mengetahui
apakah kejadian tersebut murni musibah atau ada unsur kesengajaan.
Penyelidikan tersebut baru dimulai hari Sabtu (22 Maret) karena di
Brunai, hari Jumat merupakan hari libur," katanya.
Salah seorang
teman almarhum yang turut mengantarkan pemulangan jenazah Sugianto,
Iing, mengatakan, peristiwa yang akhirnya merenggut nyawa korban terjadi
pada Selasa 11 Maret.
"Dia merasa badannya tidak enak, sehingga
saya berikan larutan penyegar. Dia akhirnya pulang setelah bekerja
selama setengah hari," kata Iing yang berasal dari Desa Pageralang,
Banyumas, dan berangkat ke Brunai bersama Sugianto.
Keesokan
harinya, kata dia, Sugianto mengajaknya untuk berangkat bekerja di
kebun. Akan tetapi, kata dia, Sugianto kembali mengeluh sakit hingga
akhirnya hanya bekerja setengah hari.