Profil

Rabu, 28 Mei 2014

Ini Penyebab Ahok Kerap Sewot ke Proyek Monorel

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Foto: Dok. Okezone) 
  Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Foto: Dok. Okezone) 

  JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menegaskan bahwa proyek monorel sudah masuk dalam pola transportasi makro DKI. Karenanya, Ahok mengaku pihaknya terus berusaha untuk bisa terpenuhi.

"Jadi Jakarta ini ibaratnya sudah kepepet seperti ini kan transportasi massal apapun kita mau. Asal bisa masuk akal," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Senin (26/5/2014)

Namun, apa yang terjadi saat ini, Ahok menilai PT Jakarta Monorel selaku pelaksana proyek, membuatnya ragu apakah proyek tersebut dapat berjalan atau tidak.

"Yang bikin kita ragu-ragu, Jakarta Monorel ini kan satu itu. Ketika zamannya Pak Fauzi Bowo saja, zamannya Bang Yos, itu sampai Pak Wapres waktu itu Pak Jusuf Kalla sudah memerintahkan kepada Ibu Sri Mulyani, pemerintah pusat memberikan jaminan dari seat, jadi kalau kurang penumpang dari sekian akan dibayar nih, sampai menteri keuangan bikin surat lho. Itu pun tidak ada bank yang mau membiayai," terangnya.

Karenanya, mantan Bupati Belitung Timur itu menerka ada kesalahan terjadinya missing link dalam kajian transportasi makro yang dilakukan PT JM. Dimana pada saat "oper" moda transportasi, semua itu total gratis, tak perlu bayar. Seperti misalnya, dari bus TJ ke monorel.

Pemprov berpikir ulang untuk terus melanjutkan proyek monorel atau tidak. Karena itu, pihaknya menawarkan perjanjian yang isinya akan mengambil seluruh aset jika proyek itu kembali mangkrak.

"Eh sekarang dari hitung-hitungannya beda lagi, dia ngajukan properti yang dulu sudah ada 200.000 m2 mau disewain di tengah-tengah. Tengah-tengah kan kita bicara lagi nih, kamu nyewain ke siapa?" ucapnya.

Penjelasan PT JM yang menyatakan bahwa pemasukan Jakarta melalui properti yang ada itulah membuat Ahok geram. Lantaran dalam berbagai kesempatan, kata Ahok, PT JM mengatakan bahwa macetnya Jakarta membutuhkan monorel, namun ditolak oleh Pemprov DKI.

"Siapa yang nolak? Kita mau, masalahnya sekarang saya tanya, Anda mampu enggak membangun? Dia bilang mampu asal dikasih 80 persen income dari properti, eh nanti dulu, kalau income properti, properti dimana? Anda butuh depo sekian banyak, minta di jalur hijau pula, Tomang, Tanah Abang, ada enggak? Anda minta saya 200.000 m2 di tengah, kalau saya tandatangan kan mesti saya sediakan. Terus dia kurangin penumpang dari 300.000, dia bilang 80 persen pemasukan dari Jakarta Monorel itu dari properti, kita tanya balik, ini bisnis properti atau bisnis monorel?" kata Ahok.

"Ini makanya kalau nanti debat sama dia, kita upload ke Youtube saja biar orang tonton gitu," tantangnya.

Dianiaya dan Dilecehkan, Siswa MTs Ini Nekat Bunuh Diri

Ilustrasi Ilustrasi PURWAKARTA - Seorang murid laki-laki, Madrasah Tsanawiyah atau MTs di Purwakarta, Jawa Barat, trauma dan tidak mau sekolah. Bahkan, sang anak sempat mau bunuh diri terjun ke sumur. Hal ini dilakukan, AZM lantaran sering dianiaya dan dilecehkan dengan dibuka pakaianya di dalam kelas oleh enam murid laki-laki lain teman sekelasnya.

Sudah tiga pekan ini AZM, siswa kelas satu MTs di Kecamatan Plered, Purwakarta, Jawa Barat, tidak mau sekolah. Warga Kampung Cileutik, Desa Gandasoli, Kecamatan Plered tersebut sangat ketakutan.

Setiap harinya, bocah berusia 13 tahun ini hanya mengurung diri di kamar. Dia selalu gelisah, bahkan sering menjerit dan berteriak-teriak karena takut oleh teman sekolahnya.

Orangtuanya pun sempat panik, karena anak bungsu dari tiga bersaudara ini sempat mau bunuh diri dengan terjun ke sumur di belakang rumahnya. Namun, keburu ketahuan orangtuanya.

Sang ibu P pun sempat membawanya ke orang pintar, Puskesmas dan Psikiater.  Hasil diagnosa sementara dari Puskesmas Plered, AZM menderita depresi pasca trauma.

Menurut P, anaknya trauma karena diduga mengalami pelecehan seksual oleh enam teman lelaki sekelasnya. “Pakaian anak saya dibuka hingga nyaris telanjang di dalam kelas. Selain itu, anak saya juga sering disiksa oleh teman sekelasnya jika tidak mau membantu menulis catatan pelajaran dan memberi jajan,”  jelas P kepada wartawan, Sabtu (24/5/2014).

Ibu korban pun, meminta kepada para orangtua pelaku bertanggung jawab dengan kondisi AZM. Dia juga berharap pihak sekolah memberi sangsi terhadap para pelaku. Namun, hingga kini pihak sekolah belum melakukan mediasi pertemuan antara orangtua AZM dengan orangtua diduga para pelaku.

Sementara itu, pihak sekolah MTs membenarkan kejadian itu. Pristiwa memilukan ini terjadi saat ganti pelajaran dari guru yang satu ke guru laininya. “Mereka tidak melakukan pelecehan. Hanya kenakalan remaja. Kami juga sudah memberikan bantuan kepada korban,” ungkap guru bagian kesiswaan, Indra.

Sedangkan, orangtua AZM, dengan ramainya pemberitaan kasus sodomi di media massa, mereka sempat khawatir anaknya menjadi korbannya. Untuk itu, mereka berharap agar pihak sekolah segera menuntaskan kasus ini, agar anaknya bisa kembali sekolah.

Jakarta Diguyur Hujan Seharian di Akhir Pekan

TEMPO.COJakarta - Hujan sepanjang hari diperkirakan akan mewarnai aktivitas warga di Jakarta dan sekitarnya, Sabtu, 22 Maret 2014. Berdasarkan informasi prakiraan cuaca yang dilansir Badan Meterorologi Klimatologi dan Geofisika, hujan secara merata diperkirakan akan terjadi sejak siang hari.
Pada pagi hari, BMKG memperkirakan hujan dengan intensitas ringan akan terjadi secara merata hampir di seluruh wilayah. Hanya kawasan Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Depok, dan Bogor yang berada dalam kondisi cerah berawan.
Memasukki siang dan sore hari, peningkatan intensitas hujan terjadi di hampir seluruh wilayah. Hujan dengan intensitas sedang diperkirakan akan mengguyur kawasan Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Bogor. Sedangkan wilayah lainnya dipekirakan akan dilanda hujan ringan.
Malam harinya, terjadi penurunan intensitas hujan meski masih akan tetap dilanda hujan secara merata. Seluruh kawasan Jakarta dan sekitarnya akan terjadi hujan dengan intensitas ringan.
Hujan lebat dan petir yang terjadi beberapa hari terakhir ini juga menjadi indikasi memasuki pancaroba  dari musim hujan ke kemarau.  Selama masa peralihan ini, cuaca akan terus berubah sehingga masyarakat mesti mewaspadai dampak angin kencang, petir dan hujan deras. (Baca: Bibit Badai Sudah Muncul di Laut Selatan)

Pohon Tumbang di Jalan Sudirman, Lalin Padat

JAKARTA - Hujan deras di Jakarta siang ini menyebabkan pohon tumbang di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan. Arus lalu lintas menjelang lokasi padat.

Traffic Management Center Polda Metro Jaya melansir, hujan turun hampir menyeluruh di wilayah Jakarta. Pengendara diimbau berhati-hati karena jarak pandang relatif terbatas.

Pengendara juga diminta mewaspadai banjir, pohon dan papan reklame tumbang. Bagi pengendara motor, hindari pengggunaan jas hujan ponco. Pasalnya kerap terjadi kecelakaan karena jas hujan ponco tersangkut di roda belakang.

Keluarga Korban Pencabulan JIS: Ini Bukan soal Uang, tapi Moral

Ilustrasi (Foto:Okezone) 
  Ilustrasi (Foto:Okezone)  

JAKARTA- Pihak keluarga korban kekerasan seksual di Jakarta International school (JIS), mengubah tuntutan perdata kepada pihak tergugat, yang sebelumnya sebesar 12 juta dolar menjadi 125 juta dolar .

Kuasa hukum keluarga korban, Cinta Trisulo, mengatakan pihak keluarga sepakat untuk mengubah tuntutan. Hal tersebut lantaran tidak sebanding dengan kerugian yang diderita korban (AK).

"Tuntutan material sebesar 25 juta dolar, dan immaterial 100 juta dolar." Kata Cinta, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (28/5/2014)

Sementara, ibu korban T mengaku, tuntutan ini belum seberapa dibandingkan biaya pengobatan fisik dan nonfisik anaknya, biaya mendatangkan psikiater dari luar negeri dan biaya yang lainnya.

"Ini bukan masalah uang, namun masalah moral, uang tidak bisa mengganti penderitaan yang dialami anak saya." Katanya, dengan mata berkaca-kaca.

Tuntutan ini, sambung ibu korban T, untuk memberikan efek jera kepada pihak tergugat agar supaya lebih bertanggung jawab. Ujarnya. "Anak itu lebih dari segalanya, mana ada orang tua yang tega menukarkan anak dengan uang." pungkasnya.

Tuntutan Keluarga Korban Pencabulan di JIS Tidak Masuk Akal

Ilustrasi Okezone  
Ilustrasi Okezone  

JAKARTA - Tim pengacara Jakarta International school (JIS) Harry Pontoh menilai perubahan tuntutan keluarga korban kekerasan seksual (AK) tidak masuk akal. Sebab menurutnya belum ada tuntutan seperti itu.

"Ini tidak masuk akal, Saya rasa belum pernah ada gugatan seperti itu di dunia ini untuk kasus seperti ini, dan gugatannya juga tidak jelas, berubah-ubah." kata Harry di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (28/5/2014)

Perubahan tuntutan tersebut, sangat menyudutkan pihak sekolah JIS, sambung Harry, Dia menilai, pelukunya bukan JIS melainkan keenam tersangka dan pihak ISS selaku penyalur mereka yang harus bertanggung jawab.

Meskipun keluarga korban tetap keukeh menuntut pihak JIS, Harry mengaku akan tetap mengikuti dan menghormati  tuntutan keluarga korban "Nanti kita buktikan saja di pengadilan." pungkas Harry.

Sebelumnya pihak keluarga korban kekerasan seksual di JIS, mengubah tuntutan perdata kepada pihak tergugat, yang sebelumnya sebesar 12 juta dolar menjadi 125 juta dolar.

Kejagung Belum Sentuh Jokowi soal Korupsi Bus Transjakarta

Joko Widodo (Foto: Dok. Okezone)  
(Joko Widodo (Foto: Dok. Okezone)  

JAKARTA - Kejaksaan Agung belum menunjukkan keberaniannya untuk memanggil Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dalam kasus dugaan korupsi pengadaan Bus Transjakarta di Dinas Perhubungan Provinsi DKI tahun anggaran 2013.

Menurut Jaksa Agung Muda Pidana Khusus, Widyo Pramono, keputusan akan memeriksa Jokowi atau tidak bergantung hasil pemeriksaan berkas tersangka mantan Kadishub DKI, Udar Pristono.

Dia mengatakan, pihaknya telah mengagendakan pemeriksaan terhadap Udar. Hanya, Udar tak memenuhi panggilan dengan alasan sakit. Widyo menambahkan, pihaknya juga akan mengagendakan jadwal pemeriksaan ulang pada Senin pekan depan.

"Kita lakukan pemeriksaan itu berdasarkan penyidikan yang dilakukan oleh penyidik itu tahap demi tahap, sehingga saat ini masih belum mengarah ke sana (Jokowi)," tegas Widyo kepada wartawan, di Kantor Kejagung, Jakarta, Rabu (28/5/2014).

Kendati demikian, dia enggan berspekulasi apakah kasus ini ada kemungkinan mengarah ke mantan Wali Kota Surakarta itu. "Yang jelas, penyidik akan bekerja dengan baik," sambungnya.

Saat disinggung, apakah untuk memeriksa Jokowi memerlukan izin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dia pun menjawab hal itu bergantung perkembangan yang ada nantinya. "Tapi untuk sementara belum," jelasnya.

Dalam kasus ini, Kejagung sudah menetapkan empar tersangka yakni wks Kadishub DKI Udar Pristono, Direktur Pusat Teknologi Industri dan Sistem Transportasi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Prawoto, Pejabat Pembuat Komitmen Pengadaan Bus Peremajaan Angkutan Umum Reguler dan Kegiatan Pengadaan Armada Bus Transjakarta Drajat Adhyaksa, dan Ketua Panitia Pengadaan Barang/Jasa Bidang Pekerjaan Konstruksi 1 Dinas Perhubungan DKI Jakarta Setyo Tuhu.

Ini Jurus Ahok Menata Pedagang Kaki Lima

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Foto: Dok. Okezone)  
(Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Foto: Dok. Okezone) 

  JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana akan memanfaatkan lahan di bawah jembatan layang untuk penempatan Pedagang Kaki Lima (PKL) dan ruang terbuka untuk olahraga.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengemukakan, lahan DKI Jakarta yang sempit seperti saat ini, perlu pengaturan ekstra agar Ibu Kota tertata rapi.

"Nanti semua mau kita selesaikan. Jembatan layang ada toko juga ada. Itu akan disikat semua. Bisa jadi tempat olahraga, tempat PKL jualan juga bisa. Saya kira semua terima aja. Asal semua jelas, ada CCTV, kenapa enggak? Itu semua ruang terbuka, teorinya tuh udah terbalik-balik," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Rabu (28/5/2014).

Kendati demikian, Ahok menjelaskan masih butuh waktu untuk melakukan pengaturan dan pemanfaatan lahan di bawah jembatan layang karena akan muncul banyak penolakan.

"Kita butuh waktu. Anda sanggup enggak lawan 100 orang sekaligus? Kalau enggak sanggup, anda kurangi 50. Kalau enggak sanggup, Anda kurangi 25. Kalau enggak 10. Kayak gitu ilmunya," ujarnya.

Kejagung Harus Periksa Jokowi Soal Bus Karat

JAKARTA - Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagyo, mengatakan, Kejaksaan Agung perlu memeriksa Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo terkait dugaan kasus dugaan korupsi.

"Ini menyangkut administratif, karena proyek besar itu ditandatangani oleh gubernur. Karenanya, Jokowi perlu diperiksa juga untuk klarifikasi," ujar Agus kepada Okezone, Selasa (27/5/2014) malam.

Sebenarnya, lanjut Agus, ia sudah memperingatkan secara langsung pada sang Gubernur agar tidak mendatangkan bus dari China lantaran tidak ada jaminan kualitas barangnya sebaik buatan eropa.

"Dan seharusnya sudah dapat dideteksi dari awal. Sekarang sudah datang 531 bus dan kalau tidak dipakai malah jadi bangkai. Saran saya, sebaiknya bus yang rusak itu diperbaiki dan digunakan. Kalau tidak digunakan, nantinya akan timbul masalah baru dari perusahaan yang buat," terangnya.

Terkait semua itu, sebagai tersangka, mantan Kepala Dinas Perhubungan Udar Pristono selayaknya dapat membuktikan bahwa atasannya itu telah menandatangi pengadaan bus dari China. Agar dapat mengetahui duduk perkara yang sebenarnya. "Karena tidak mungkin Jokowi enggak tahu soal keadaan bus itu," kata dia.

"Dan kalau memang Udar tidak puas. Ya silakan tuntut saja Jokowi," tandasnya.

Rabu, 21 Mei 2014

Ini Tiga Analisa SBY Soal Pemenang Pilpres 2014

Suara.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) rupanya tidak mau kalah dengan para pengamat politik yang sering dimintai pendapat berkaitan dengan manuver politik menjelang Pilpres 2014.
Di hadapan peserta Rapat Kordinasi Nasional (Rakornas) V Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Tahun 2014 di Ruang Puri Agung, Hotel Sahid, Jakarta, Rabu (21/5/2014), SBY bercerita kalau belakangan sering ditanya siapa yang bakal menang di Pilpres antara Jokowi vs Prabowo.
Dia lantas menngungkapkan tiga analisa kritisnya secara terbuka.
“Akhirnya saya simpulkan, pertama pasti Pilpres sekarang akan berlangsung satu putaran. Kedua, meskipun kita telah memasuki era globalisasi, pastilah presiden Indonesia yang akan datang adalah orang Indonesia” ungkap SBY dengan tatapan wajah serius yang kemudian disambut tawa.
Belum reda tawa peserta, SBY melanjutkan dengan analisa yang ketiga yang juga direspon dengan tawa kembali.
“Dan yang ketiga, selebihnya hanya Allah yang tahu,” tambah SBY sambil tersenyum.
Rakornas ini dihadiri oleh Gubernur dan Walikota/Bupati yang mewakili 233 TPID di 33 Provinsi dan 200 kabupaten/Kota. Salah satu tokoh yang disebut Presiden SBY tadi, ikut hadir dalam acara ini, yaitu Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang merupakan bakal calon presiden (capres) dari PDI Perjuangan.
Sebelumnya Ketua DPP Harian Partai Demokrat Syarif Hassan kemarin, Selasa (20/5/2014), mengumumkan sikap Demokrat yang memilih tidak memihak.
Namun demikian, dalam tanya jawab dengan jurnalis, Syarif menyampaikan kalau Demokrat akan memperhatikan janji kampanye tiap pasangan untuk menentukan pilihan saat dan setelah Pilpres.

JK Cawapres, JK Capres, JK Cawapres Lagi

Dokumentasi Okezone Dokumentasi Okezone   

JAKARTA – Pemilihan Presiden 2014 sudah pasti hanya akan diikuti dua pasangan calon yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Dari empat figur tersebut ada satu tokoh yang memiliki kisah menarik dalam kancah perebutan kekuasaan yakni Jusuf Kalla.

Ya, pria kelahiran Watampone, Sulawesi Selatan, 72 tahun lalu ini sudah kali ketiga menjadi peserta kompetisi lima tahunan ini, baik posisinya sebagai calon nomor dua maupun nomor satu.

Pada Pemilu 2004, pria yang akrab disapa JK tersebut maju menjadi calon wakil presiden mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan diusung Partai Demokrat. JK saat itu dicap sebagai figur oportunis karena nekat mencalonkan diri kendati Partai Golkar (tempat JK bernaung) mengusung pasangan Wiranto-Salahuddin Wahid.

Beruntung, pasangan SBY-JK berhasil menjadi pemenang dalam Pilpres 2004. Pasangan dengan jargon ‘Bersama Kita Bisa’ ini keluar menjadi pemenang setelah bertarung selama dua putaran melawan pasangan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi.

Tahun 2004 seakan menjadi tahun hoki bagi JK, sebab tak lama kemudian suami dari Mufidah ini berhasil didaulat menjadi Ketua Umum Partai Golkar yang saat itu menjadi jawara di DPR. JK memperoleh suara terbanyak dibanding rivalnya kala itu, Akbar Tandjung.

Seiring berjalannya roda pemerintahan, benih-benih perpecahan SBY-JK mulai tercium media dan mengemuka di publik. Hingga akhirnya, pada pemilu 2009 pasangan ini harus bercerai dan berubah menjadi kompetitor. SBY kembali maju dengan Boediono, sedangkan JK ingin naik kelas dari cawapres menjadi capres dengan didampingi Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto.

Sayang, di tahun ini keberuntungan tak menghampiri JK. Pasangan JK-Win menjadi pasangan yang paling sedikit didukung masyarakat dibanding pasangan SBY-Boediono dan Megawati-Prabowo. JK-Win juga harus mengakui kemenangan pasangan SBY-Boediono dengan hanya satu putaran.

JK yang sempat berjanji akan kembali ke kampung halamannya di Makassar dan mengurus masjid andai kalah dalam Pemilu 2009 ternyata terbilang politikus tangguh. Meski kalah, JK batal mengabdi di Makassar dan tetap eksis di kancah nasional dengan menjabat sebagai Ketua Palang Merah Indonesia (PMI).

Hampir setiap saat, JK kerap melakukan action dengan perannya baik sebagai Ketua PMI, Ketua Dewan Masjid Indonesia, dan lainnya. Eksisnya JK ini ternyata masih diperhitungan oleh lembaga survei dan partai politik yang kerap mempertimbangkan JK kembali bertarung di Pemilu 2014.

Benar saja, pria yang pernah menjabat sebagai Menko Kesra di era Megawati Seokarnoputri ini kembali didaulat menjadi calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo. JK lebih bisa mengambil hati partai pengusung untuk mendampingi Jokowi ketimbang figur lain seperti Mahfud MD, Ryamizard Ryacudu, Abraham Samad, dan lain sebagainya.

Majunya JK sebagai calon pendamping Jokowi dinilai beragam. Ada yang menilai JK akan menjadi matahari kembar dengan Jokowi, ada juga yang berpendapat JK sudah terlalu tua untuk mengikuti kompetisi. Namun, semua itu seakan tidak dihiraukan oleh pria berdarah Bugis ini.

Akankah JK kembali menjadi wakil presiden? Kita lihat saja nanti.

Amien Rais: Kubu Jokowi Over Confidence

JAKARTA - Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) PAN, Amien Rais, mengatakan saat penetapan Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden (capres) ada pihak-pihak yang merasa sudah di atas angin. Ini yang membuat banyak parpol mengalihkan dukungannya ke Prabowo Subianto.

"Saat Jokowi nyapres ada pihak yang merasa over confidence jadi partai yang mau bergabung ke PDIP tak semudah ketika bergabung ke Prabowo, karena terbuka dan tidak ada unsur feodalisme," jelas Amien di Gedung KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Selasa (20/5/2014).

Amien mengaku, cara komunikasi politik Gerindra dan PDIP sangat berbeda. Terlihat, PDIP lebih senang didatangi, sementara Prabowo justru sering sowan (mengunjungi). Sehingga, orang lebih simpatik kepada mantan Danjen Kopassus itu.

"Ini reaksi dari pihak yang over acting di kubu Pak Jokowi menimbulkan gelombang besar. Saya tidak menyangka yang mengantarkan (pendaftaran Prabowo) dari Masjid Sunda Kelapa hingga KPU banyak sekali ada mahasiswa, ada buruh, tokoh parpol dan masyarakat," paparnya.

Menurut dia, besarnya dukungan ini menujukan sebuah fenomena baru bahwa politik itu seperti cuaca.

"Tapi saat ini ada angin dari buritan yang bisa membawa pamor Prabowo naik lagi. Kita harapkan, pemilu presiden yang fair tak ada sogokan dan politik uang. Mudah-mudahan itu bisa memenangkan Pak Prabowo," pungkasnya. (okezonejakarta.com)

Selasa, 20 Mei 2014

JK Dulu, JK Sekarang Berbeda

JAKARTA - Muhammad Jusuf Kalla (JK), salah satu orang yang tidak setuju Joko Widodo maju sebagai calon Presiden. Tapi itu dulu. Kini, JK malah berpasangan dengan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

JK, pria kelahiran 15 Mei 1942, saat wawancara khusus dengan Okezone pada Maret 2013, JK sempat mengatakan, Jokowi jangan berpikir dulu jadi Presiden. Menurutnya saat itu, Jokowi harus membuktikan terlebih dulu bisa membenahi Ibu Kota.

"Macet masih macet, banjir masih banjir, kumuh masih. Belum ada buktinya sukses," kata JK bicara soal prestasi Jokowi membenahi Jakarta.

JK mengaku yang mengajak Jokowi untuk "mengadu nasib" ke Jakarta. Sama seperti jutaan warga Jakarta, JK juga berharap Jokowi mampu membawa perubahan untuk Tanah Betawi. Dia yakin, jika Jokowi berhasil, tanpa kampanye pun akan terpilih jadi presiden.

"Kalau dia terlalu cepat bergeser (jadi capres) banyak orang yang kecewa, nanti orang menyalahkan saya," ungkap JK sambil tersenyum. (Klik: JK: Belum Ada Bukti Jokowi Sukses)

Politik memang dinamis. Kini JK berubah pikiran. Dia bersedia maju sebagai calon Wakil Presiden yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, NasDem, PKB, dan Partai Hanura itu.

Duet Jokowi-JK dideklarasikan di Gedung Joang 45, Jakarta Pusat, Senin 19 Mei 2014. Di hari yang sama, nama JK juga didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai cawapres Jokowi.

"Saya menyampaikan rasa terimakasih amanah yang diberikan. Saya menyatakan sepenuh hati saya siap mendampingi sebagai calon wakil presiden. Dengan impian dan kerja keras, kita bisa berhasil mengangkat kesejahteraan bangsa ini," tegas JK saat deklarasi. (okezonejakarta.com)

Usai Pukul, Anggota TNI Intimidasi Bocah SD

Ilustrasi Dok Okezone 
  Ilustrasi Dok Okezone  

JAKARTA - Anggota TNI berinisial SS yang diduga melakukan pemukulan terhadap murid SD Santo Markus, Dwi Novrianto, sempat melakukan intimidasi kepada korban. SS yang berpangkat Letnan Kolonel TNI AU itu mengelak melakukan pemukulan.

Hal tersebut dilakukan SS kepada korban sepekan setelah pemukulan yaitu 29 April lalu. Korban yang telah mengadukan masalah tersebut kepada keluarga dan pihak sekolah dicegat oleh pelaku dan dintimidasi di area sekolah.

"Seminggu setelah dia (SS) mukul dan orangtua saya lapor ke sekolah, dia cegat saya, saya pikir dia mau minta maaf. Ternyata dia malah bentak-bentak saya," ujar Dwi Novrianto saat ditemui di sekolah, Cililitan, Jakarta Timur, Rabu (21/5/2014).

Dengan nada membentak, pelaku menanyakan luka di bibir korban. Korban pun menjawab luka tersebut disebabkan oleh pukulan yang dilakukan pelaku. Namum pelaku mengelak dan memarahi korban serta mengancam korban agar tidak macam-macam.

"Dia tanya sama saya, itu kenapa bibir kau. Saya jawab, kan dipukul Om. Terus dia bilang itu kena tangan kamu sendiri, kamu jangan ngada-ngada. Saya ini orang berpendidikan, saya itu mendidik kamu supaya benar," kata Novrianto menirukan ucapan SS.

Diberitakan, Dwi Novrianto menjadi korban pemukulan oknum TNI berinisial SS, lantaran kesal mendengar anaknya, Putri, diejek teman sekelasnya.

Pemukulan tersebut terjadi pada Selasa 22 April lalu, saat itu korban dituduh telah mengejek salah satu anaknya dengan menyebut nama salah satu penyanyi dangdut Ridho Rhoma. Akibatnya, murid kelas VI SD itu mengalami luka sobek di bagian mulut.